 |
| Foto : Komisioner KPU Samarinda Divisi Partisipasi Masyarakat Najib ST |
Koranelektronik.com, Samarinda - Komisioner KPU Kota Samarinda Najib, ST mengungkapkan akan menggelar 3 Kali Debat Publik untuk Pasangan Calon (Paslon) Wali Kota dan Wakil Wali Kota Samarinda Tahun 2020.
Debat pertama, akan diikuti oleh ketiga calon Wali Kota Samarinda, Debat kedua, diikuti oleh ketiga calon Wakil Wali Kota Samarinda dan Debat ketiga atau debat terakhir akan diikuti oleh ketiga paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota.
Debat publik pertama antar Calon Walikota Samarinda akan dilaksanakan di Hotel Mercure pada Minggu, 18 Oktober 2020 mulai pukul 20.00 Wita dan disiarkan langsung oleh TVRI Kalimantan Timur.
Dalam penjelasannya, Najib menyampaikan bahwa pelaksanaan debat akan menampilkan ketiga calon Wali Kota dengan durasi debat selama durasi 90 menit ditambah dengan 30 menit jeda iklan jadi total durasi 120 menit.
Ditambahkannya, hal ini sesuai dengan keputusan KPU, bagi daerah yang memiliki lebih dari 3 paslon maka durasinya akan ditambah menjadi 160 menit, namun karena Samarinda terdiri dari 3 paslon maka hanya 120 menit.
Dalam pelaksanaannya, akan mengeksplore berbagai materi pembahasan diantaranya tentang protokol pencegahan dan penanganan Covid-19, Narkotika, Keselarasan program antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Daerah tentang kesejahteraan masyarakat dan sosial lainnya.
Melalui debat ini diharapkan warga Samarinda dapat mengetahui program apa saja yang akan dilakukan oleh para calon Wali Kota.
"Yang terpenting adalah kami berharap dengan debat pertama di tanggal 18 Oktober ini, benar-benar bisa memberikan gambaran kepada masyarakat yang merupakan warga Samarinda yang akan memilih Wali Kota, mengetahui sejauh mana program yang akan dilakukan, terutama Wali Kota yang terpilih nanti, merupakan Wali Kota yang akan melakukan penanganan dan pencegahan Covid-19," pungkasnya.
Selain disiarkan langsung oleh TVRI Kalimantan Timur, debat pertama ini juga dapat disaksikan di Media Sosial Facebook dan Channel Youtube KPU Samarinda.
Editor : Santi Dwi Lestari
