Pejabat Korsel ditembak mati tentara Korut di laut perbatasan dua negara tersebut (Foto: Google) |
Pada Selasa (22/9) tentara Korut menembak mati seorang pria yang merupakan pejabat perikanan Korsel yang dilaporkan hilang sehari sebelumnya saat bertugas di dekat Pulau Yeonpyeong di Laut Kuning. Pejabat yang berusia 47 tahun itu di lautan sebelum ditembak tentara Korut.
Dilansir dari Reuters, Sabtu (26/9/2020) kantor kepresidenan Korsel menyatakan bahwa pemerintah Korsel memutuskan untuk mendesak Korut melakukan penyelidikan lebih lanjut, setelah menggelar rapat Dewan Keamanan Nasional (NSC) pada Jum'at (25/9) malam.
Hal tersebut terjadi karena penjelasan dari Korut terkait penembakan itu sedikit berbeda dengan informasi yang dikumpulkan Korsel. Keterangan dari militer Korsel menyebut tentara Korut menembak mati pejabat tersebut, menuangkan bensin ke tubuhnya lalu membakar jenazahnya di dekat perbatasan laut.
Berbeda dengan penjelasan Korut melalui surat, ia mengatakan bahwa tentaranya menembak pria yang disebut 'penyusup ilegal' itu dan mengaku hanya membakar benda yang digunakannya untuk tetap mengapung, bukan membakar jenazahnya.
Menurut Yonhap News Agency, pemerintah Korsel juga memutuskan untuk melakukan penyelidikan gabungan dengan Korut terhadap kasus penembakan fatal tersebut, jika memang hal tersebut perlu dilakukan.
Dalam langkah yang tergolong langka pada Jum'at (25/9) pemimpin Korut Kim Jong-Un menyampaikan permintaan maafnya kepada Korsel dalam surat yang dikirimkan oleh Departemen Front Bersatu - badan spionase yang menangani urusan antar korea. Dijelaskan oleh Korut, penembakan itu dilakukan dengan maksud mencegah penyebaran virus Corona.
(MRD/KE)