• Jelajahi

    Copyright © Berita Nasional & Internasional
    Best Viral Premium Blogger Templates

    iklan

    Sponsor

    Amien Rais Akan Gugat KPU Karena Partainya Tidak Lolos Peserta Pemilu 2024

    Mikael Milang
    Selasa, 20 Desember 2022, Desember 20, 2022 WIB Last Updated 2022-12-20T12:22:23Z

    Amien Rais dan jajaran Partai Ummat saat di KPU, Agustus 2022 lalu
    Foto: Karin Nur Secha/detikcom 


    Rasa kecewa dan marah masih terlihat jelas pada raut wajah para petinggi dan kader Partai Ummat di kantor DPP partai tersebut di Tebet, Jakarta Selatan. Hari itu, Kamis, 15 Desember 2022, persis satu hari setelah Komisi Pemilihan Umum mengumumkan bahwa partai tersebut tak lolos sebagai peserta Pemilu 2024.


    Hadir di kantor DPP Partai Ummat hari itu antara lain Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais, Ketua Umum Ridho Rahmadi, dan Wakil Ketua Umum Nazaruddin. Mereka bertiga tengah sibuk membicarakan langkah selanjutnya menyusul terbitnya keputusan KPU itu.

    Kendati tak lolos pemilu, bukan berarti Partai Ummat telah tamat. Amien mengatakan pihaknya tengah ancang-ancang menyusun gugatan terhadap KPU. Selain itu, Partai Ummat tetap bergerilya untuk menyambut Pemilu Legislatif dan Pemilihan Presiden 2024.

    Pertanyaannya kemudian, seperti apa arah koalisi Partai Ummat dan siapa capres yang bakal didukung? Wakil Ketua Umum DPP Partai Ummat Buni Yani bilang partainya saat ini memiliki kedekatan dengan Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera. Kedekatan itu dipicu oleh banyaknya pegiat Partai Ummat yang memiliki kedekatan personal dengan pengurus dua partai tersebut. Hubungan personal itu memicu adanya obrolan yang lebih serius terkait kepartaian.

    Menurutnya, sejak awal partainya memiliki chemistry kuat dengan PKS dan Demokrat. Dia juga menyebut ada semacam kecocokan di antara dua ketua umum partai, yaitu Ridho Rahmadi dan Agus Harimurti Yudhoyono (Ketua Umum Demokrat). Bahkan, menurut Buni Yani, pihaknya sempat menjadwalkan pertemuan untuk Ridho dan AHY.

    “Dari segi usia, mereka ini cocok, cepet nyambung-nya kalau ketemu. Mas AHY ini kan kuliah di luar negeri, Mas Ridho juga, jadi cocok ngobrol-nya. Tidak ada batasan untuk berhubungan dan ngobrol,” ucapnya.

    Walaupun ada sinyal merapat ke Demokrat dan PKS, Partai Ummat mengaku masih terbuka untuk menjalin komunikasi dengan partai dan tokoh-tokoh lain. Buni Yani tidak menampik bahwa sejumlah kader partai saat ini cenderung mendukung tokoh tertentu untuk menjadi capres. Salah satu tokoh tersebut adalah Anies Baswedan.

    Menurutnya, ada usulan dari kader-kader di beberapa daerah agar Partai Ummat segera menjalin komunikasi dengan Anies. “Biasa, bagian dari aspirasi politik. Tidak kami perintah ataupun kami larang,” ujarnya kepada detikX.

    Namun, ia menjelaskan, terkait calon presiden dan koalisi, nantinya akan ditentukan oleh majlis syuro partai. Saat ini Majelis Syuro Partai Ummat dikomandani oleh Amien Rais.

    Menurut Buni Yani, partainya memiliki kriteria tertentu untuk capres 2024. Capres yang akan didukung Partai Ummat disebut harus memperjuangkan kepentingan Islam dan orang-orang Islam. Selain itu, capres tersebut diharapkan cepat bereaksi dan membela agama bila ada penistaan terhadap Islam.

    “Dia juga harus bisa kerja. Kriteria khususnya, ya, membela Islam. Kalau kata Nabi, kan, pemimpin, ya, yang paling banyak dan bagus hafalan Al-Qur’annya,” jelasnya.

    Saat ditanya siapa yang paling bagus hafalan Al-Qur’annya antara AHY dan Anies, Buni Yani enggan menjawab. Ia hanya mengatakan akan segera mencari tahu hal tersebut. “Ya nantilah kita cari tahu (sambil tertawa),” ucapnya.

    Sementara itu, Ridho mengatakan masih terus menjalin komunikasi dengan beberapa partai lain. Ia menyebut ada komunikasi intens dengan partai-partai yang memiliki kesamaan prinsip tapi tidak lolos pendaftaran pemilu.

    “Ada juga yang komunikasi sifatnya mengarah bagaimana ada wacana untuk bergabung. Masih tahap awal,” ujarnya.

    Selain itu, menurut Ridho, partainya juga menjalin hubungan kuat dengan Partai Bulan Bintang (PBB). Bahkan ia menyebut ada wacana untuk mempertemukan Partai Ummat dengan beberapa partai sekaligus. Partai lain yang dimaksud Ridho adalah Masyumi dan Pelita.

    Namun, meski ada komunikasi politik, Partai Ummat saat ini masih berfokus untuk berusaha lolos verifikasi dan resmi menjadi peserta pemilu. Manuver politik yang lebih serius, menurut Ridho, akan dilakukan setelah partainya resmi terdaftar.

    “Kami terus optimistis, tapi tidak menyiapkan pelabuhan yang terlalu jauh, yang dekat-dekat saja kita siapkan,” tegasnya.

    Waketum Partai Ummat Nazaruddin mengatakan pihaknya juga sengaja menjalin komunikasi dengan beberapa partai baru. Ia menyebut hal itu dilakukan agar para partai baru tidak didiskriminasi oleh penyelenggara pemilu.

    “Polanya kan penyelenggara pemilu mengamankan partai-partai parlemen, karena dia mitra kerjanya di pemerintahan. Cuma kan faktanya sekarang ada partai baru yang di-endorse untuk menyaingi partai lama,” ujarnya.

    Di sisi lain, terkait massa pendukung, Nazaruddin percaya diri mengatakan partainya kuat dan memiliki daya tawar di DKI Jakarta dan Jawa Barat. “Ya banyaklah. Kalau sesuai data Sipol, kader kami sekitar 400 ribu,” ucapnya.

    Sementara itu, analis komunikasi politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, melihat Partai Ummat memiliki peluang besar untuk lolos menjadi peserta pemilu. Hal itu karena, pada 2019, ada partai, yakin PBB, yang tidak lolos verifikasi tapi akhirnya bisa lolos. Dengan itu, Partai Ummat dianggap cukup memiliki daya tawar untuk menjalin komunikasi politik dengan partai lain.

    Menurut Hendri, jika lolos, Partai Ummat akan berebut massa potensial dengan Partai Amanat Nasional. Di sana, dua partai itu diprediksi akan memperebutkan suara kalangan Muhammadiyah dan Islam. Di sisi lain, Partai Ummat tidak akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu maupun koalisi yang nantinya digawangi oleh PDI Perjuangan.

    Koalisi yang mungkin diikuti oleh Partai Ummat adalah koalisi Gerindra dan koalisi yang nantinya mengusung Anies menjadi capres. “Kedekatan Prabowo dengan Amien Rais akan cukup berpengaruh di sana,” jelasnya.

    Adapun terkait capres, Hendri menilai Prabowo Subianto dan Anies menjadi yang paling cocok dengan profil dan massa pendukung Partai Ummat. AHY juga dianggap memiliki profil yang sesuai, tapi kurang bisa diterima sebagai calon presiden.

    Namun, menurut Hendri, agar dapat memperoleh suara lebih banyak, Partai Ummat harus mencoba berpikir di luar semua prediksi. Misalnya dengan berani mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres.

    Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno berpendapat, jika lolos peserta pemilu, Partai Ummat akan menjadi rumah bagi kelompok-kelompok Islam yang selama ini berseberangan dengan pemerintah. Terutama bagi mereka yang mendambakan pergantian rezim.

    “Mereka ini juga pasti menyasar kelompok pemilih Muhammadiyah yang selama ini terafiliasi dengan PAN. Apa pun judulnya, Amien Rais ini mantan Ketum Muhammadiyah,” ucapnya.

    Terkait pencapresan, ia melanjutkan, Partai Ummat memiliki selera politik ke tokoh-tokoh seperti Anies Baswedan. Anies dinilai sebagai figur yang dekat dengan kelompok Islam, oposan, dan antitesis terhadap pemerintah. Karena itu, ia menyebut tidak heran jika ada pengurus Partai Ummat, yang sangat terlihat mendukung Anies untuk bisa jadi capres, melawan capres dari koalisi pemerintah.

    “Namun saya agak ragu kalau partai ini akan mampu lolos jadi peserta pemilu. Karena biasanya partai yang tidak lolos verifikasi faktual, walaupun menggugat, itu akan sulit, sering kali gagal. KPU punya bukti-bukti mereka tidak memenuhi syarat,” ujar Hendri.

    Menurut survei Litbang Kompas pada Juni 2022, partai Ummat menjadi salah satu partai baru yang paling dikenal responden, bersama Gelora dan Masyumi. Dari survei tersebut, tingkat pengenalan Partai Ummat berada di angka 3,3 persen. Adapun partai baru dengan perolehan tingkat pengenalan tertinggi adalah partai Gelora, dengan 7,8 persen.

    Perolehan tersebut merupakan perolehan yang cukup tinggi sejak Oktober 2021, yang saat itu berada di kisaran angka 2,2 persen. Namun perolehan tersebut dapat dikatakan menurun. Hal itu karena pada Januari 2022, Partai Ummat memperoleh tingkat pengenalan sebesar 5,6 persen.

    Sementara itu, survei Charta Politika Indonesia menunjukkan Partai Ummat hanya memiliki elektabilitas 0,1 persen di daerah yang diklaim sebagai basis massanya, yakni Jawa Barat. Survei tersebut khusus dilakukan di Jawa Barat pada September 2022.

    Sumber Berita

     

    Komentar

    Tampilkan

    Berita Mahulu

    Pemerintah

    +