Koranelektronik.com - Film Mulan mendapat kritikan keras terkait suku Uighur. Pihak Disney pun menanggapinya, mereka mengatakan syuting film dilakukan tak hanya di China, tapi juga Selandia Baru.Film Mulan (Foto: Google)
Film Mulan yang belum lama ini rilis, dihujat terkait pelanggaran HAM terhadap suku Uighur di China. Dalam kredit di akhir film tersebut, pihak Disney mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Xinjiang, China.
Sontak hal tersebut mendapat kritikan keras dari para aktivitas HAM. Seperti diketahui, pemerintah Xinjiang diduga telah melakukan tindakan represif terhadap suku Uighur yang mayoritas beragama Islam.
Terkait hal tersebut, pihak Disney pun memberikan penjelasan Kepala urusan Finansial Disney. Christine McCarthy, menjelaskan bahwa hampir semua proses syuting Mulan dilakukan di Selandia Baru.
"Untuk menggambarkan secara akurat lanskap dan geografi unik China untuk drama ini, kami melakukan syuting pemandangan di 20 lokasi berbeda di China dan Selandia Baru," ujar McCarthy dikutip dan CNN, Senin (21/9/2020).
Tercatat ada setidaknya 8 entitas pemerintah Xinjiang yang mendapat ucapan Terima Kasih Khusus dari pihak Disney. Salah satunya adalah biro humas Kota Turpan, kota di mana banyak suku Uighur ditahan dalam kamp-kamp konsentrasi.
Tim produksi Mulan juga kedapatan mengucapkan terima kasih kepada Departemen Publisitas Komite Daerah Otonomi Uighur Xinjiang, yang merupakan Badan Partai Komunis China, sekaligus penanggung jawab propaganda negara di wilayah tersebut.
(MRD/KE)