KoranElektronik.com - Temuan tersebut berdasarkan sebuah penelitian yang dipimpin Pusat Oseanografi Nasional (NOC) Inggris, penelitian lapisan atas 200 meter (650 kaki) laut selama ekspedisi penelitian melalui bagian tengah Atlantik.
Hasil penelitian di temui plastik sebanyak 12 sampai 21 ton yang cukup dimuat oleg 1.000 kapal kontainer. Temuan tersebut dipublikasikan di Jurnal Nature Communications, dikutip dari BBC, Rabu (19/8/2020).
Pemimpin penelitian dari NOC, Dr Katsia Pabortsava menyampaikan, dengan mengukur partikel plastik yang sangat kecil di 5 persen bagian teratas lautan, dia dan rekan-rekannya dapat memperkirakan jumlah plastik di seluruh Atlantik jauh lebih besar dari angka sebelumnya.
"Sebelumnya, kami belum bisa menyeimbangkan jumlah plastik yang kami temukan di lautan dengan jumlah yang kami pikir telah kami masukkan," jelasnya.
"Itu karena kami tidak mengukur partikel terkecil."
Menurut ekspedisi, dari Inggris ke Pulau Falkland-Pabortsava dan rekan-rekannya mendeteksi lebih dari 7.000 partikel per meter kubik pada air laut.
Mereka menganalisis sampel mereka untuk tiga polimer yang paling umum digunakan, dan paling saling dibuang-polietilen, polipropilen, dan polistiren, semuanya sering digunakan dalam kemasan.
Ahli polusi plastik Universitas Manchester, Jamie Woodward menyampaikan kepada BBC News, temuan tersebut mengonfirmasikan penelitian sebelumnya bahwa kandungan mikroplastik jauh lebih tinggi dari yang telah diperkirakan.
"Skala geografis dari penelitian ini sangat mengesankan," katanya.
"DSan penulis memperkirakan masukan selama 65 tahun. Ini penting karena mikroplastik telah membanjiri lautan selama beberapa dekade," lanjutnya.
"Kami sekarang perlu memahami dampak ekologi dari pencemaran ini di semua bagian lautan, karena mereka telah berada di lautan di semua kedalaman untuk waktu yang lama."
Di tengah pandemi virus corona, beberapa kelompok aktivis lingkungan melaporkan masker sekali pakai sekarang adalah salah satu barang sampah plastik yang paling umum.
Susannah Bleakley, dari organisasi amal Morecembe Bay Partnership yang berbasis di Cumbria, yanng mengoordinasikan pembersihan pantai, mengatakan kepada BBC News: "Kami sekarang menemukan lebih banyak masker sekali pakai daripada kantong plastik."
[MA/KE]
Di tengah pandemi virus corona, beberapa kelompok aktivis lingkungan melaporkan masker sekali pakai sekarang adalah salah satu barang sampah plastik yang paling umum.
Susannah Bleakley, dari organisasi amal Morecembe Bay Partnership yang berbasis di Cumbria, yanng mengoordinasikan pembersihan pantai, mengatakan kepada BBC News: "Kami sekarang menemukan lebih banyak masker sekali pakai daripada kantong plastik."
[MA/KE]