Ilustrasi Prostitusi Onlline |
Koranelektronik.com, Tangerang - Seorang remaja sebut saja mawar (19) tahun nekat menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK) demi membelikan obat ibunya yang menderita diabetes.
Ia menyebut, pria hidung belang yang sering ia layani seumuran dengan almarhum ayahnya. Mawar terjaring razia oleh satpol PP di apartemen di Kawasan Neglasari, Kota Tangerang. Dirinya mengaku bisa melayani hingga delapan orang laki-laki dalam satu hari.
Mawar yang tinggal di Jakarta Barat ini tadinya bekerja sebagai admin yang bertugas melakukan transaksi via aplikasi, lalu meneruskan pesanan ke penyedia layanan esek-esek tersebut.
Namun, lama kelamaan Mawar tergiur dengan uang yang diperoleh. Mawar mengatakan setiap harinya ia bisa mengantongi Rp 1 juta.
"Paling banyak Rp 2,5 juta," kata Mawar
Sudah dua bulan Mawar menjalani pekerjaan ini. Untuk sekali kencan, Mawan memasang tarif Rp 1,5 juta lewat aplikasi MiChat.
Mawar menyebut sering bertemu dengan tamu yang seumuran dengan almarhum ayahnya. Uang hasil kerjanya ia gunakan untuk keperluan pengobatan ibunya yang menderita gula darah.
"Buat beli obat mama kena gula. Makanya saya berani terjun ke kayak gini abis dulu waktu kerja di toko jangan buat beli obat buat ongkos sama makan aja masih kurang ," ucapnya.
Bisnis prostitusi di apartemen ini berhasil terbongkar setelah pejabat Satpol PP Kota Tangerang menyamar sebagai pelanggan.
Dalam penyamaran tersebut, tidak jarang para PSK mengecoh para tamunya dengan berpindah pindah tower. Modus tersebut dilakukan guna mengelabui petugas dan seakan mengetahui pola kerja Satpol PP Kota Tangerang.
"Jadi awalnya kita diminta menunggu di lobi A, tidak berapa lama mereka meminta kita untuk bergeser ke tower lainnya dengan alasan keamanan. Kami menduga mereka sangat terorganisir dalam melancarkan aksinya," ungkap Ghufron.
Ia pun mengaku sistem pengamanan tersebut diduga sudah menjadi bagian dalam praktik prostitusi online di Kota Tangerang.
(MALA/KE)