Pusat perbelanjaan SPR Padang |
KoranElektronik.com - Kepala Bagian Umum SPR Bharata Laksamana menyebutkan, total kios sekotar 1.000. Namun dari jumlah tersebut, yang dihuni oleh pedagang hanya sekitar 300 kios. Artinya, ada lebih dari setengah jumlah kios di SPR dalam kondisi kosong. Kios tersebut pun dihuni oleh pedagang dengan sistem retail.
"Sementara, biaya operasional tetap satu gedung," ujar Bharata dilansir dari padangkita.com, Rabu (19/8/2020).
Akibat beratnya keuangan SPR, bukan saja pembayaran royalti dan PBB yang menunggak. Namun, termasuk rekening listrik. Akibatnya, kios-kios di SPR harus menggunakan penerangan dengan genset.
"Kami menggunakan genset untuk menghidupkan listrik," ijar Bharata.
Kondisi demikian, kata Bharata, telah terjadi sejak beberapa bulan terakhir. Namun, hal itu tudak disampaikannya sebagai penyebab tertunggaknya pembayaran royalti dan PBB kepada pimpinan DPRD dan pejabat perwakilan Pemko Padang yang datang ke SPR.
Sebab, soal komitmen pembayaran tunggakan bukan kapasitas dia menanggapi. Ia hanya menjanjikan, pimpinan SPR akan bertemu DPRD dan Pemko Padang pekan depan.
[MA/KE]