Koranelektronik.com - Untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa yang berkumpul pasukan keamanan Sudan terpaksa menembakkan gas air mata. Massa unjuk rasa ini menuntut reformasi politik yang lebih cepat.
Ada beberapa massa pengunjuk rasa membakar ban mobil. Para pengunjuk rasa ini dari komite perlawanan berbasis lingkungan berkumpul diluar markas kabinet di pusat kota Khartoum.
Pemerintahan sudah mengatakan seang mendorong reformasi. Namun, banyak orang yang menginginkan perubahan lebih cepat dan lebih dalam.
Dalam aksi ini menandai ulang kesepakatan pembagian kekuasaan transisi. Perjanjiian tersebut membentuk aliansi genting teknokrat sipil dan pejabat militer setelah penggulingan penguasa lama Omar al-Bashir pada April 2019 dengan pemilihan yang akan diadakan setelah 39 bulan.
Asosiasi Profesional Sudan (SPA), yang mempelopori protes anti-Bashir dan membantu mencapai kesepakatan dengan militer, mengatakan di media sosial Twitter bahwa pasukan keamanan dengan kekerasan membubarkan pengunjuk rasa. Hal ini dilakukan saat massa menuntut bertemu Perdana Mentri Abdallah Hamdok dan menolak utusan yang dikirim untuk menggantikkannya.